Eucalyptol atau bisa juga ditulis sebagai: 1,8-cineol, 1,8-cineole, cajeputol, 1,8-epoxy-p-menthane, 1,8-oxido-p-menthane, eucalyptol, eucalyptole, 1,3,3-trimethyl-2-oxabicyclo[2,2,2]octane, cineol, cineole. Pertama kali diidentifikasi oleh F.S. Cloez pada tahun 1870 setelah mengisolasi senyawa minyak atsiri dari minyak eucalyptus globulus dan ditemukan disetiap genus melaleuca. Senyawa ini juga ditemukan di beberapa tumbuhan lain seperti salam (lauraceae), temu giring (curcuma heyneana), rosemary (rosemarinus officinale). Di Indonesia, senyawa ini di peroleh dari minyak kayu putih melaleuca luecadendron, dengan menggunakan distilasi fraksionasi.
Meskipun dapat digunakan secara internal sebagai penyedap dan bahan obat-obatan dengan dosis yang sangat rendah, eucalyptol beracun jika tertelan di lebih tinggi dari dosis yang normal (0.002%). Dalam dosis yang lebih tinggi dari normal, eucalyptol berbahaya melalui konsumsi, kontak kulit, atau inhalasi. Hal ini dapat memiliki efek kesehatan yang akut pada perilaku, saluran pernapasan, dan sistem saraf. LD50 akut 2480 mg / kg (tikus), hal ini diklasifikasikan sebagai racun reproduksi. Jadi harap berhati – hati jika mengenakan minyak kayu putih pada bayi yang baru lahir, sebaiknya ditambah dengan minyak carrier seperti minyak kelapa, zaitun atau minyak sawit.
good post