CSR Batu Tojah Binaan PT Adaro Mineral

Kedatangan kali ini karena juga ada satu kerjaan lain yang berhubungan dengan minyak atsiri. ADMR melalui CSR nya mengembangkan minyak atsiri nilam dan akar wangi di Dusun Batutojah, dimulai sejak Dua Tahun lalu, CSR digulirkan dan sudah beberapa kali menjual hasil dari produk. Pada program ini PT AIR menjadi offtaker hasil produk.

Pada lawatan kali ini saya bersama Tim Komite Kemanusiaan Indonesia dan Tim PT AIR berkolaborasi dengan ADMR dan BUMDes Batutojah untuk memperkuat SDM dari BUMDes supaya lebih professional dalam pengelolaan usaha tani minyak atsiri, selain itu juga tim agronomis PT AIR juga akan mengadakan pendampingan agar produktivitas terus meningkat.

Saya berangkat Pandeglang menuju Jakarta dan bertemu dengan Tim KKI dan Tim PT AIR di Jakarta, kemudian melanjutkan perjalanan ke Banjarmasin. Tidak berselang lama setelah mendarat di Banjarmasin, kami melanjutkan kembali perjalanan ke Muara Teweh dengan menggunakan pesawat ATR. Muara Teweh merupakan kota tambang tua yang sudah dibuka sejak zaman kolonial.

Sesampainya di Muara Teweh kami dijemput oleh pihak Adaro Mineral dengan menggunakan Mobil dan berangkat kembali menuju Muara Tuhup kurang lebih sekitar 2-3 Jam perjalanan. Sesampainya di Muara Tuhup kami melanjutkan menyebrangi Sungai Barito. Sambil menunggu Tim dari ADMR datang, kami singgah diwarung dan melanjutkan perjalanan ke Batu Tojah selepas Magrib. Sampai di Batu Tojah kurang lebih sekitar pukul 10 Malam. Batu Tojah ini ada di Pegunungan Muller, menurut warga setempat ini ada pegunungan api purba, jadi mungkin itu alasan tanahnya sangat subur dan gembur.

Berikut itinerary perjalanan keberangkatan ;

  • Berangkat Rabu, 13 Des ;
  • Flight Super Air Jet, pkl 07.00, dari Jakarta (CGK), sampai di Banjarmasin, Syamsuddin Noor 10.05.
  • Lanjut Flight Wings Air, pkl 11.40 dari Syamsuddin Noor (BDJ), sampai Muara Teweh (HMS) pkl 11.35.
  • Perjalanan Darat Muara teweh-tuhup (13.00-16.00)
  • Menyeberang sungai barito
  • Tuhup – Batu Tojah (16.00-19.00)

Sesampainya disana kebetulan sedang mati listrik, sehingga keadaan gelap gulita. tapi itu saya malah suka, karen bisa melihat bintang tanpa polusi cahaya. Di Desa ini ADMR telah menggagas Pompa Hydram dan PLTMH sehingga untuk air kita tidak ada masalah, namun karena PLTMH nya belum berjalan kita masih mengandalkan mesin diesel.

Paginya kita keliling melihat fasilitas CSR ADMR di Batu Tojah. Cukup Megah sarananya, mulai dari kantor BUMDes hingga ke tempat pengeringan nilamnya. Selain nilam disini juga dikembangkan vetiver jenis verina 2 yang kami kirim dari Garut. Kemudian juga di CSR ini ditanam Pala pertama yang ada di Kalimantan tengah

Saat ini sudah dikembangkan luasan nilam sekitar 10 Ha terpisah pisah di beberapa lokasi. Rencananya akan ditingkatkan menjadi 36 Ha untuk mencapai nilai keekonomisan minyak nilam. mengingat jarak dari Batutojah ke Jogja cukup jauh sehingga jika pengiriman hanya sedikit akan lebih mahal ongkos kirimnya.

Pembicaraan terakhir mengarah pada akan adanya perbaikan ketel suling dikarenakan ketel suling kurang proper. Kualitas yang turun naik juga disebabkan kurangnya tekanan pada ketel sehingga minyak minyak berat yang mengandung sesquiterpen alkohol dalam batang kurang terkstrak secara sempurna.

Selain Nilam yang dikembangkan, saya juga tertarik dengan beberapa keluarga zingiberaceae yang banyak sekali terdapat dihutan Pegunungan muller ini. ada beberapa baunya yang saya familiar, tapi ada beberapa juga jenis bau. Namun karena waktu saya terbatas, saya belum dapat eksplore lebih jauh. Mungkin kesempatan selanjutnya setelah syarafnya tidak terjepit kembali.

Jumat pagi saya kembali, bedanya kali ini karena mengejar penerbangan pukul 12.00 siang, maka dari Batu Tojah saya berangkat cukup pagi dan meneruskan pulang menggunakan speed boat perusahaan menyusuri Sungai Barito menuju Muara teweh. Sampai di Bandara Tepat Waktu dan akhirnya saya kembali ke Jogja dengan selamat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *