Orderan Menarik, Tapi kadang harus kita tolak

Dari pagi sudah ada beberapa orang yang telpon menanyakan hal tentang pembuatan alat dan ingin pesan alat penyulingan. Dari kesemuanya, ada kesamaan yakni baru pertama mengenal minyak atsiri dan baru mau coba usaha minyak atsiri.

Kesemuanya, sebelum melakukan pemesanan saya tanya tentang komoditi yang akan disuling, kesiapan bahan baku, dan pasar yang sudah tersedia atau belum. Semuanya menjawab BELUM ADA GAMBARAN. Hanya melihat bahwa minyak atsiri ini prospek.

Bagi saya senang saja mengiyakan pemesanan alat tersebut. Deal 2-3 Orang di Pagi Hari di awal bulan sungguh menyenangkan. Akan tetapi ada tanggung jawab moral yang harus saya pertanggung jawabkan setelah calon Customer pesan alat. Apakah alatnya berfungsi, apakah nanti bisnisnya jalan, dan segenap problematika nya. Apalagi Calon Customer nya buta tentang bisnis dan model bisnis minyak atsiri.

Biasanya akan saya ajak diskusi dulu sebelum pesan dan saya beri beberapa pertimbangan yang mesti difikirkan ulang sebelum membeli alat. Karena pada dasarnya bisnis minyak atsiri ini yang utama adalah menyiapkan bahan baku, untuk alat penyulingan dan Operator hanya membantu 20% saja.

Jika Calon Customer sudah ada gambaran mengenai kesiapan bahan baku dan segala tetek bengeknya, maka bisa lanjut ke langkah selanjutnya. Tapi jika ternyata juga ngeblank tidak ada gambaran biasanya calon customer akan mundur secara teratur.

Kendala yang dihadapi para penyuling minyak atsiri adalah bahan baku. Cost terbesar dari usaha ini juga terletak pada pengadaan bahan baku. Jadi, kunci utama suksesnya usaha ini terletak pada bahan baku.

Sayangnya penyuling di Indonesia kebanyakan enggan untuk menanam bahan baku nya sendiri, lebih senang mengandalkan setoran dari petani. Sehingga bila terjadi kelangkaan bahan baku terjadilah rebutan bahan baku yang menyebabkan meningkatnya harga bahan baku secara tajam. Berimbas pada meningkatnya HPP minyak.

Bila sudah terjadi peningkatan HPP minyak maka harga jual semakin tinggi juga, sebenarnya bukan hanya penyuling yang bingung tapi ditingkatan end user pun juga bingung jika harga bahan baku menjadi naik. Karena tidak mungkin tiba – tiba harga produk retail nya menjadi naik juga. Misal tiba2 beli sabun batangan 50ribu, shampo sachet 8ribu diakibatkan oleh harga bahan baku yang naik.

Biasanya para produsen produk hilirnya akan cendrung memilih alternatif seperti penggunan aroma sintetik yang harga nya jauh lebih murah. Mari menanam bahan baku kita sendiri.

Semoga bermanfaat bagi yang mau nyemplung di bisnis minyak atsiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *