Minyak Atsiri Sapu Padang Bersama Mind ID

Minyak Atsiri Sapu Padang Bersama Mind ID

Beberapa tahun lalu tepatnya di tahun 2018 saya diundang oleh Dinas Perindustrian Kabupaten Belitong untuk memberikan pelatihan penyulingan minyak atsiri. Waktu itu yang diperkenalkan disana adalah minyak sereh wangi dan minyak kayu putih. Namun disela sela pelatihan saya melihat satu tanaman yang banyak saya jumpai sepanjang perjalanan dari Bandara ke tempat pelatihan. Masyarakat sekitar menyebutnya tanaman Sapu Padang.

Sapu Padang (Baeckea frutescens) atau bisa juga disebut dengan Jung Rahab, Ujung Atap merupakan salah satu tanaman atsiri yang dapat ditemukan di daerah Belitong hingga Kalimantan. Aromanya mirip dengan rosemary namun ada kesan citrus dibelakangnya. Tumbuh di daerah Hutan Kerangas.

Hutan kerangas bisa dikatakan merupakan salah satu jenis hutan yang cukup rentan terhadap gangguan. Hal tersebut dikarenakan kondisi dari hutan tersebut yang tidak cukup stabil. Hutan kerangas biasanya hanya menumbuhi lapisan tanah bagian podsol saja. Lapisan tanah yang satu ini merupakan lapisan tanah yang bisa dikatakan miskin.

Sapu Padang, Daun jarum dengan bunga yang mirip dengan osmantus

Saat itu saya usulkan saat pelatihan untuk kita menyuling Sapu Padang ini, mengingat selama ini belum pernah ada yang menyuling tanaman ini di Kabupaten Belitong. Panitia acara dan Peserta menyetujui diadakannya penyulingan sapu padang.

Kami menyuling menggunakan alat yang dihibahkan oleh dinas perindustrian kepada kelompok UMKM Kabupaten Belitong, namun sayang nya kondisi ketel penyulingan masih belum sesuai, terutama dari struktur kondensornya, Kondensor yang ada tidak memiliki struktur pengikat sehingga struktur dalam kondensor naik turun memungkinkan adanya kantong sehingga menghambat proses penyulingan.

Berhasil mendapatkan minyaknya dengan rendemen kurang lebih sekitar 0.9% dari berat bahan baku. Warna minyak yang dihasilkan merah asumsi saya karena suhu terlalu tinggi akibat struktur kondensor yang kurang memadai. Setelah penyulingan pertama, struktur kondensor kami perbaiki supaya penyulingan menjadi lebih baik.

Setelah mendapatkan minyaknya saat kembali ke Jogja saya diskusikan bersama Pak Chandra Kamal, pemilik PT Mitra Ayu Adipratama. Selang beberapa tahun ternyata hasil diskusi kami ditindak lanjuti oleh Pak Chandra dan Pak Doni Monardo, yang kebetulan pada saat ini menjadi komisari MIND ID. Beliau beliau menggagas penyulingan minyak atsiri Sapu Padang di Belitong dengan CSR Mining Industri ID (MIN ID). Program ini juga didukung oleh Bapak PJ Gubernur Bangka Belitong Dr. Ir. Ridwan Djamaludin yang juga bagian dari komisaris MIND ID.

Hingga pada tanggal 26 Januari 2023 diberikan secara simbolis Bantuan mesin penyulingan lengkap beserta bangunan dan saprodi nya. Bertempat di Rumah Dinas Gubernur Bangka Belitong. Turut hadir juga Letnan Jenderal TNI (Purn.) Dr. (H.C.) Doni Monardo (Komisaris Utama MIND ID), Jajaran Direksi Anggota MIND ID, Dr. Ir. Ridwan Djamaludin (PJ Gubernur Bangka Belitung), Dr. Irdika Mansur (Dewan Atsiri Indonesia), Bu Endang Listiyani(Indonesia Aromatherapy Association), Pak Wisnu Suncahyo (Dirut PT. Sinkona Indonesia Lestari), Mas William Sicher Wijaya (Sicher Enterprise) dalam penyerahan program kolaborasi CSR dan pengembangan potensi minyak atsiri dari MIND ID ke PemProv Bangka Belitung.

Penyerahan bantuan secara simbolik

Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID, Dany Amrul Ichdan menegaskan, gagasan atsiri sapu-sapu, paralel dengan tiga program strategis, yakni lingkungan hidup, peningkatan SDM, dan mitra binaan naik kelas. “Nah, program yang kita gulirkan di Babel ini mencakup tiga-tiganya,”

Ke depan ia berharap, atsiri sapu-sapu yang merupakan kearifan lokal bisa menjadi kearifan nasional, dan bermuara menjadi kearifan global.

Sementara itu, Pj Gubernur Bangka Belitung Ridwan Djamaluddin mengapresiasi langkah kongkrit Grup MIND ID dengan mengembangkan potensi tanaman sapu-sapu menjadi minyak atsiri.

“Nanti kami akan membentuk unit pengelola. Bantuan MIND ID ini tidak murah, karenanya harus bisa dimanfaatkan dengan baik,” kata Ridwan yang juga Dirjen Minerba, Kementerian ESDM.

Ia senang jika lahan bekas tambang yang ada di Babel kemudian ditanami sapu-sapu. Dengan demikian, program ini sekaligus bisa mengubah lahan kritis menjadi lahan produktif. “Untuk program atsiri sapu-sapu, kami juga akan melibatkan generasi milenial agar ikut memanfaatkan peluang besar ini,” tegasnya.

Credit to : Egy Massadiah dan Roso Daras untuk hasil wawancara dibawah foto

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *