Terdapat satu lagi minyak atsiri yang sudah tidak diproduksi lagi secara massal di Indonesia. Minyak apakah itu?
Namanya Palmarosa (Cymbopogon martinii var motia), atau dikenal juga sebagai Rusa grass. Menurut catatan Dr. De Jong pada Journal of the Asiatic Society of Bengal, awalnya Pemerintahan Hindia Belanda 1909 melalui Departemen Perdagangan mengimpor tanaman ini dengan label Ginger Grass. Akan tetapi setelah ditanam di Jawa tepatnya di Kediri, De Jong menyadari adanya kekeliruan bahwa yang di import bukanlah Ginger Grass Cymbopogon martinii var sofia melainkan Palmarosa Cymbopogon martinii var motia.
Pada kurun waktu Oktober 1914 hingga April 1915, perusahaan Schimmel and Co menerima beberapa sample minyak Palmarosa dari Jawa. Menurut mereka kualitas minyak Palmarosa Jawa lebih baik dari pada yang dihasilkan di India. Hal tersebut dikarenakan perawatan palmarosa di Jawa lebih baik, selain itu juga alat distilasinya lebih modern.
Karena mendapatkan harga yang bagus dan kualitasnya diakui, maka Pemerintah Hindia Belanda melalui Departemen Perdagangan-nya menambah luas area budidaya seluas 17.7 Ha di Kediri, dengan memperoleh hasil rata – rata 168 Kg/Tahun (1919).
Selanjutnya Pengembangan minyak palmarosa dilakukan oleh 5 Pengusaha Belanda. Salah satu produsen di Padalarang mampu memproduksi minyak Palmarosa antara 1000 – 2000 Kg per tahun nya.
Pada tahun 1937, ketika pertama kali minyak Palmarosa Jawa diperkenalkan pasar Eropa, mendapatkan penolakan karena aromanya tidak sama seperti aroma Palmarosa yang biasanya dari India, karena kandungan Geraniolnya lebih tinggi daripada Palmarosa India.
Namun setelah diperkenalkan dengan label baru Palmarosa Jawa diekspor ke Eropa sebanyak 2.755 Kg pada tahun itu juga dan meningkat menjadi 4.721 Kg di Tahun selanjutnya(1938), hingga mencapai puncaknya di Tahun 1940 dimana Perang Dunia mulai berkecamuk dan pengusaha Palmarosa tidak meneruskan produksi minyak Palmarosa. Maka bisa dikatakan saat itu pula berakhir kejayaan Palmarosa Jawa. Saat ini, minyak Palmarosa hanya di produksi 200 mL per bulan oleh CV. Pavettia di Subang.
Kapan kira nya industri Palmarosa akan bangkit kembali? entahlah, bisa ditanyakan pada Palmarosa yang bergoyang.
Bisakah saya keembangkan palmarosa ditempat saya,
good post