Marketing 6.0 Dalam Flavor and Fragrance Industry

Marketing 6.0 marketing yang immersive, marketing yang menggabungkan antara fisik dan digital, disebutkan juga sebagai phygital. Dimana Dunia yang phygital ini mulai didominasi oleh Gen Z dan Gen Alpha, dua segmen yang digolongkan sebagai digital native. Mereka dicirikan dengan suka berpindah-pindah aktivitas dari lingkungan virtual ke dunia nyata atau sebaliknya. Karena itu, Marketing 6.0 menawarkan strategi pemasaran yang relevan dengan karakter dan preferensi mereka, seperti multisensori, interaktif, dan engagement(Marketeer).

Menarik ya multisensori. Bisa kita bayangkan tantangan baru didunia minyak atsiri, perfumery, flavor, aromatherapi yang sensornya ada olfactory. Sejak tahun 1982 sebenarnya sudah dikembangkan tentang teknologi hidung elektronik yang dapat menghidu aroma dan rasa, yang dapat juga mengukur secara kuantitatif dan kualitatif mirip dengan GCMS.

Temuan studi ini merupakan langkah signifikan Prof. David Harel dari Departemen Komputer dan Matematika Terapan, yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden Akademi Ilmu Pengetahuan dan Kemanusiaan Israel dan salah satu penulis studi ini: “Memungkinkan komputer untuk mendigitalkan dan mereproduksi aroma”.

Tentu saja, selain dapat menambahkan aroma bunga atau laut yang realistis ke foto liburan Anda di media sosial, kemampuan komputer untuk menginterpretasikan aroma seperti halnya manusia dapat berdampak pada pemantauan lingkungan, industri biomedis dan makanan, hanya untuk menyebutkan beberapa.

Lingkup penelitiannya adalah Digital scent technology. Bagaimanapun, prinsip dan mekanisme dasar di balik DST sudah ada, dan penelitian yang sedang berlangsung terus menyempurnakan teknologi ini.

Prosesnya memang rumit, tetapi dapat dibagi menjadi tiga langkah dasar:

  1. Pembuatan Aroma: Ini adalah tahap awal di mana aroma tertentu diidentifikasi dan diciptakan. Tahap ini melibatkan penggunaan berbagai senyawa kimia untuk meniru aroma alami yang diinginkan.
  2. Digitalisasi Aroma: Setelah aroma diciptakan, aroma tersebut didigitalkan. Ini melibatkan pembuatan “sidik jari” digital unik untuk setiap aroma, yaitu kombinasi data tertentu yang mewakili aroma unik tersebut.
  3. Reproduksi Aroma: Tahap terakhir adalah reproduksi aroma. Di sinilah sidik jari digital didekode dan aroma diciptakan ulang menggunakan perangkat yang disebut “sintesis aroma.” Perangkat ini menggunakan campuran bahan kimia untuk mereproduksi aroma berdasarkan sidik jari digitalnya.

Untuk membayangkan cara kerja sintesis aroma, coba bandingkan dengan printer. Printer menggunakan tinta warna berbeda-beda dalam catridge untuk menciptakan semua gradasi warna yang dibutuhkan dalam cetakan yang diinginkan. Sintesis aroma pun bekerja mirip seperti itu, ia memadukan “bahan kimia aroma” dari cartridgenya untuk menciptakan kembali aroma yang diinginkan.

Dengan begini, Anda bisa terbayangkan bahwa sintesis aroma ini seperti seniman parfum digital, bukan lagi sekadar pengharum ruangan biasa!. Perkaranya akan sebanyak apa nanti catridge yang dibutuhkan, mengingat aroma ini adalah hal yanh kompleks dan membutuhkan ketelitian tinggi. Walaupun beberapa Produsen besar sudah memulainya, misalnya Givaudan dengan Myrissi nya.

Myrissi™ menandai kemajuan dalam strategi 2025 Givaudan untuk memperluas solusi digital yang berpusat pada kebutuhan pelanggan. Teknologi ini memperkuat kemampuan berinovasi Givaudan untuk memahami dan memperkirakan persepsi wewangian secara spontan dari konsumen. Fitur utamanya adalah pencocokan warna, emosi, dan aroma yang pas. Memadukan keahlian Givaudan dalam ilmu saraf selama lebih dari 35 tahun dan meresmikan pendekatan ‘Feel colours, smell emotions’ dalam industri parfum dan memperkuat posisinya sebagai pionir dalam penelitian ilmu saraf. Algoritma Myrissi™(Givaudan id).

Selain itu juga saingan ketat Givaudan yakni Firmenich yang sekarang sudah jadi DSM Firmenich beberapa waktu lalu juga sedah bekerjasama dengan ScentRealm, perusahaan digital China yang melakukan hal yang sama.

Jadi bagaimana kita mengatasi ketertinggalan kita? Atau masih menganggap bahwa jualan aroma secara tradisional masih relevan?

“We have very many different kinds of smells, all the way from the odor of violets and roses up to asafoetida. But until you can measure their likenesses and differences you can have no science of odor.” This challenge had remained unresolved until now” (Alexander Graham Bell).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *