DIBAWAH NAUNGAN KAKAO

Siapa yang belum pernah makan coklat? Saya rasa hampir semua pernah makan coklat. Betul coklat berasal dari biji buah kakao yang asli nya dari Amerika Selatan ini sangat digemari oleh masyarakat pada umumnya.

Indonesia menempati urutan ke 3 setelah Pantai Gading dan Ghana sebagai penghasil biji kakao. Sedangkan penghasil coklat jadinya saya belum nemu Indonesia ada diurutan ke berapa.

Sementara ini Swiss, Belgia dan Jerman menempati 3 teratas penghasil coklat olahan di Dunia. Padahal Negara mereka bukanlah Negara penghasil biji kakao. Mereka mengimpor dari Negara-negara penghasil kakao seperti Indonesia.

Kebutuhan kakao dalam negeri masih dianggap sedikit, sekitar 250 ribu ton per tahun. Sementara produksi kakao Indonesia mencapai 445000 ton per tahun. Namun rendahnya kebutuhan kakao nasional itu bukan tanpa sebab. Hal ini karena pemerintah menetapkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10% untuk setiap kakao yg dibeli pabrik di dalam negeri. Sebaliknya, apabila petani mengekspor produknya ke luar negeri, maka tidak dikenakan PPN. (Sumber:Kemenperin)

Dengan demikian petani lebih suka melakukan ekspor. Produksi Indonesia 456 ribu ton biji kakao. Di ekspor dalam bentuk biji 365 ribu ton dan sisanya 121 ribu ton diolah di dalam
negeri. Produksi coklat olahan sebanyak 96 ribu ton meliputi cocoa butter dan cocoa powder.

Dalam foto ini saya sedang berfoto di Kampung Coklat Blitar. Kampung coklat Blitar merupakan salah satu wisata Edukasi yang terdapat di kota Blitar. Menariknya jumlah pohon disini tidak lebih dari 50 Batang saja, tidak banyak seperti di Sulawesi Tenggara dsk. Namun sang pemilik lokasi dengan cerdas menjadikan spot kebun ini menjadi suatu spot wisata edukasi. Hanya dengan membayar Rp 5000 saja kita sudah dapat masuk, melihat cara pembuatan coklat, galeri, Bioskop mini dan lain sebagainya. Pengunjunganya pun banyak dan selalu penuh baik akhir pekan maupu tengah pekan.

Seperti kita ketahui, banyak sekali komoditi2 lain di Indonesia yang bisa kita jadikan spot2 Wisata edukasi seperti ini. Banyak warga sekitar mengambil manfaat dari adanya spot wisata ini, ekonomi disamping2 lokasi menjadi berdaya.

Mungkin kedepan kita dapat mengembangkan jenis2 wisata seperti ini yang memiliki nilai lebih, selain meningkatkan taraf ekonomi masyarakat sekitar juga mengenalkan suatu komoditi dan memancing supaya bergerak hingga sektor Hilir.

Di Jogja ada Jejamuran, Karanganyar ada Rumah Atsiri, Blitar Kampung Coklat, di tempatmu ada apalagi Sob?

Kampung Nilam?
Kampung Sereh?
Kampung Pala?

Salam.

One Reply to “DIBAWAH NAUNGAN KAKAO”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *