Beliau (kanan) adalah Kolonel Sjamaun Gaharu, lahir di Pidie Aceh Tahun 1913. Pada Tanggal 11 Mei 1965, bersama Mentri Iskaq Tjokrohadisurjo, mewakili PT. Pembangunan Industri Tani Atjeh (PITA) Keumala menandatangani kesepakatan kerjasama PSC dengan Technoexport Sofia Bulgaria, untuk produksi minyak nilam dan sereh wangi yang berlokasi di Blang rakal.
PT. PITA Keumala ini menjalankan produksi danperkebunan nilam dan sereh wangi dengan modal 645 Juta rupiah (Kurs tahun 1965). Pada perjanjian ini Tecnoexport bersedia menurunkan pijaman sebesar 775ribu dollar dalam bentuk mesin dan expertise.
Pembayaran dilakukan dengan menjual 50% dari hasil produksi PT PITA Keumala.Namun ditengah berjalannya projek pembangunan terjadi kudeta dan diakhiri dengan pergantian Presiden, sehingga PT PITA Keumala tidak melanjutkan project yang dicanangkan. Namun Kol Sjamaun Gaharu, membuat surat permohonan untuk mengubah nya menjadi perusahaan privat dan mengajukan Hak Guna Usaha kepada Pemerintah.
Seharusnya bersama PT. Kimia Yasa di Tawang Mangu ( Sekarang Menjadi Rumah Atsiri), PT PITA Keumala saat itu menjadi penolong guna meningkatkan nilai ekspor Indonesia, yang saat itu menurun akibat konfrontasi dengan Malaysia.
PT. PITA KEUMALA, yang di komandoi oleh Kolonel Sjamaun Gaharu (Komandan Garuda Hitam), direncanakan menginisiasi pabrik penyulingan sereh wangi di Aceh pada periode 1965-1966, dengan kapasitas 50 Ton sereh wangi basah per hari dan Nilam Kering 6 Ton per Hari, Perkebunannya seluas 2000 Ha didaerah Takengon Aceh Tengah (Jl Bireun – Takengon KM 33-44), saat itu harga minyak sereh wangi masihRp 2.500,-.
Saat itu Pemerintahan Presiden Soekarno berharap bahwa projek Citronella dan Patchouli ini menjadi bagian dari semangat pemerintah untuk “BERDIKARI”.
good post