Penciptaan Langit dan Bumi

Penciptaan Langit dan Bumi

Masih dalam rangka membersamai putra sulung saya belajar di rumah dikarenakan sedang mewabahnya COVID -19, akhirnya saya jadi ikut tadabur ayat – ayat Alquran yang ada hubungannya dengan pelajaran di Sekolah.

Untuk tema kali ini tentang Tata Surya. dari satu ayat An Naziat ayat 30: “Dan setelah itu bumi dihamparkan”, saya mencoba mengurut kembali tentang tema kali ini, yakni penciptaan Langit dan Bumi.

Saya teringat ayat tentang Langit dan Bumi yang tercipta dalam 6 masa. Terdapat beberapa surat yang menyebutkan bahwa Langit dan Bumi diciptakan dalam 6 masa, dimana dapat kita ambil hikmah agar kita terus bersyukur dan berfikir. Beberapa surat tersebut diantaranya :

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.” (Al A’raf: 54).

Pada surat ini sebenarnya kita sudah dapat menjabarkan tentang proses 6 masa tersebut, namun luar biasanya Alquran, ayat ini akan diperkuat lagi dengan ayat – ayat dari surat lainnya, yakni Surat An Naziat 27 – 32.  Kemudian terdapat satu ayat lagi yang menerangkan bahwa langit dan bumi diciptakan dalam 6 masa, yakni surat Hud : 7.

“Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah): “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati”, niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata”. (Hud :7)

Redaksinya hampir mirip, setelah menerangkan penciptaan langit dan bumi dalam 6 masa, Alloh menerangkan singgasana nya, yakni Arsy. Kemudian terdapat dalam surat Yunus ayat 3.

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa’at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?”(Yunus:3)

Dengan redaksi yang hampir sama, Alloh juga mengatakan dalam Firmannya pada  surat As Sajdah ayat 4 yang berbunyi :

Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari pada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa’at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (As Sajdah:4)

Sedangkan pada surat Fussilat ayat 9 – 12, Alloh membagi masa nya tersebut menjadi dua. Yakni 2 masa untuk penciptaan bumi dan langit, kemudian 4 masa untuk penyempurnaan dalam penciptaan bumi. Ayat 9-11 akan dikuatkan lagi dengan An Naziat 27- 32.

“Katakanlah, “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itulah Tuhan semesta alam(9)”

” Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa genap. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya(10).

“Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi,“Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya menjawab, “Kami datang dengan suka hati.” (11).

“Maka Dia menjadikan tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui(12).

Menarik sebenarnya mengapa Alloh menciptakan Langit dan Bumi dalam 6 masa, walaupun sebenarnya Alloh bisa saja menjadikan langit dan bumi dalam sekejap. Kun fayakun. Ada hikmah yang dapat dipetik. para ulama menjelaskan bahwa tujuan Allah menciptakan semua itu dalam 6 masa yaitu untuk mengajarkan hamba-Nya sikap tidak tergesa-gesa. Juga untuk mengabarkan bahwa Allah-lah yang mengatur dan segala sesuatu di alam ini dan menghubungkan semuanya.

Pada surat An Naziat ayat 27(Masa Pertama), Alloh mencela orang – orang yang ingkar kepada hari kiamat dengan bertanya;

“Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya

Syaikh Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi menafsirkan ayat ini : Allah berfirman menjelaskan petunjuk terang bagi mereka yang mengingkari hari kebangkitan dan yang menganggap mustahil pengembalian jasad oleh Allah, “Apakah kamu,” wahai manusia,”yang lebih sulit penciptaannya atau langit,” yang berbintang besar,makhluk kuat dan tinggi?” Allah telah membangunnya. Ternyata, penciptaan Manusia lebih mudah daripada penciptaan Langit dan Bumi. Hal tersebut tercantum dalam surat Al Mu’min 57 :

“Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Al Mu’min:57)

Awalnya langit dan bumi ini adalah satu kesatuan, kemudian Alloh memisahkannya antara keduanya.

Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? (Al Anbiya : 30)

Terdapat satu teori penciptaan alam semesta yang cukup terkenal di dunia sains modern. Teori ini dicetuskan pertama kali oleh seorang kosmolog dari Belgia pada tahun 1927.  Menurut Abbe Georges Lemaitre, alam semesta ini awalnya berasal dari sebuah gumpalan superatom yang berbentuk bola api yang berukuran sangat kecil. Gumpalan bola api ini memiliki massa jenis yang luar biasa tinggi dan memiliki suhu sekitar kurang lebih 1 triliyun derajat celcius.

Ungkapan ‘padu’ atau dalam bahasa arabnya disebut ritqun, hal itu menunjukkan satu kesatuan yang sempurna dan padat. Sedangkan ungkapan ‘pisah’ atau dalam bahasa arabnya disebut ‘fatqun’, maka hal itu menunjukkan pecahnya satu kesatuan itu, yang diakibatkan satu ledakan dahsyat yang mengandung energi yang sangat besar dan menyebabkan terciptanya gugusan-gugusan yang memiliki energi dan bentuk yang lebih kecil

Saat terjadi ledakan besar tersebut (big bang), menghasilkan energi dalam jumlah yang sangat besar di alam semesta yang nantinya membentuk seluruh materi pembangun di alam semesta. Tidak hanya itu, atom hidrogen yang ikut terlempar keluar lambat laun berkumpul untuk membentuk debu dan awan hidrogen atau biasa disebut nebula.

Pada surat Al Anbiya 30, disebutlah masa pertama, mula mula langit dan bumi terbentuk. Setelah ledakan besar tersebut, atau setelah langit dan bumi dipisahkan oleh Alloh, maka pada saat itu pula ruang, material dan waktu tercipta.

Hidrogen menjadi bahan pembentuk bintang, dalam bahasa Al-Quran disebut dukhan, dapat dilihat dalam Fushilat: 11. Kata dukhan dalam alquran menggambarkan asap dengan sangat akurat, karena mengandung arti gumpalan gas hangat berisi partikel-partikel bergerak yang terhubung dengan substansi padat.

Galaxy by Wikipedia

Awan hidrogen itu berkondensasi sambil berputar dan memadat. Ketika temperatur dukhan mencapai 20 juta derajat celcius, mulailah terjadi reaksi nuklir yang membentuk Helium. Reaksi nuklir inilah yang menjadi sumber energi bintang dengan mengikuti persamaan [E = mc2]. besarnya energi yang dipancarkan sebanding dengan selisih massa (m) Hidrogen dan Helium.

Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua kutub bakal bintang itu (protostar), menyebar dan menghilangkan debu yang mengelilinginya. Sehingga, selimut gas yang tersisa berupa piringan, yang kemudian membentuk planet-planet. Awan Hidrogen dan bintang-bintang terbentuk dalam kumpulan besar yang disebut galaksi.

Kemudian pada An Naziat 28 (Masa ke 2):

“Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,”

“Meninggikan bangunan” ditafsirkan menjadi mengembangnya alam semesta, sehingga karena keterkaitan ruang dan waktu, maka galaksi – galaksi semakin menjauh satu sama lain.

“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa”. (Ad Dzariat :47)

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, pakar tafsir abad 14 H : “Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman menerangkan kekuasaan Allah yang besar. Yakni meluaskan penjuru-penjuru dan ujung-ujungnya serta meluaskan rezeki kepada hamba-hamba-Nya sehingga tidak ada satu makhluk hidup pun yang tinggal di bumi dan di laut serta di penjuru alam kecuali Allah Subhaanahu wa Ta’aala menyampaikan rezeki-Nya yang cukup buatnya serta memberikan ihsan-Nya yang mencukupkannya. Maka Mahasuci Allah yang meratakan kemurahan-Nya ke segenap makhluk-Nya dan Maha banyak berkah Tuhan yang rahmat-Nya mengena kepada segala sesuatu.

Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan big bang. Jadi, pada dasarnya big bang bukanlah ledakan dalam ruang (seperti meledaknya bom), melainkan proses pengembangan ruang alam semesta secara cepat. Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam ini tidak serta merta terbentuk, melainkan dalam proses evolusi yang terus berlangsung. Kelahiran dan kematian bintang yang terus terjadi. Penyempurnaan alam terus berlangsung. Proses penyempurnaannya dijabarkan oleh Alloh pada surat Fussilat 9-12.

Kemudian setelah itu Dilanjutkan pada masa ketiga, yakni surat An Naziat : 29.

“Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang.

Pada masa ini tata surya sudah mulai terbentuk, gerak rotasi dan revolusi sudah mulai tertata. sama seperti pada surat Al A’raf 54 setelah menciptakan langit dan bumi, Alloh menerangkan kejadian siang dan malam. Suatu kejadian yang diakibatkan dari satu gerak rotasi dan revolusi.

“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.”(Al Anbiya:33)

Alloh telah menetapkan garis edarnya masing – masing, tidak ada yang saling mendahului ataupun sebaliknya. Namun pada saat ini kondisi bumi masih dalam kondisi yang panas. Bumi masih belum dapat didiami oleh manusia.

Kemudian memasuki masa ke empat, dimana Bumi mulai dihamparkan oleh Alloh Azza Wajalla. disampaikan melalui surat An Naziat 30 :

Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.

Kata Arab Dakhaha dalam ayat di atas berarti “hamparan.” Selain itu, makna lain dari kata ini adalah “berbentuk seperti telur.” Dahaha berasal kata Duhiya yang berarti telur burung unta. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa telur burung unta memiliki bentuk geospherical, persis seperti bentuk bumi.

Pada masa ini Alloh menurunkan suhu bumi, sehingga terciptalah kerak bumi. Dalam Geologi, kerak merupakan lapisan padat terluar dari suatu planet kebumianplanet katai, atau satelit alami yang sebagian besar material pembentuknya adalah silikat. Kerak dibedakan dengan mantel dibawahnya melalui susunan kimianya, tetapi dalam kerak yang terdapat di satelit-satelit es yang berjarak jauh dari Matahari, kerak dan mantel dibedakan melalui wujud materinya (kerak padat vs mantel cair).

“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.”

Pada Surat Al Baqarah 22 juga disebutkan tentang penghamparan bumi, dimana Firaasyaa, memiliki makna Alas, karpet atau dipan, berbeda dengan An Naziat yang menerangkan bentuk bumi yang geospherical, Al Baqarah 22 ini menerangkan tentang Bumi yang memiliki lapisan kerak layaknya karpet yang menyelubungi mantel dan inti bumi. Karena permukaan bumi yaitu kerak bumi punya ketebalan kurang dari 30 mil dan ini sangat tipis dibandingkan dengan radius bumi yang berjarak sekitar 3.750 mil. Lapisan mantel bumi sangat panas, tidak mungkin makhluk hidup bisa tinggal di dalamnya. Sedangkan kerak bumi bagaikan cangkang keras yang menutupi mantel bumi sehingga kita bisa hidup di permukaan bumi. Dengan begitu benarlah Al-Qur’an bahwa kerak bumi dihamparkan bagaikan karpet, sehingga kita dapat bepergian di permukaan bumi.

Bagian Bumi by Roger Gilmartin

Masa kelima Yakni memasuki An Naziat 31 :

Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.

Bumi berawal dari gas yang kemudian memadat dan mengeras seiring pendinginannya. Proses pendinginan ini terjadi secara bertahap, mengakibatkan Bumi diselimuti oleh lapisan awan yang mengandung air. Saat temperatur permukaan Bumi masih sangat tinggi, tetesan air yang jatuh akan dikembalikan lagi menjadi uap air. Proses ini membuat tidak ada sinar matahari yang mencapai permukaan Bumi. Bumi kemudian mendingin sehingga uap air dapat turun sebagai hujan. Hujan ini terjadi terus-menerus, lalu mengisi cekungan-cekungan dan tempat berelief rendah di permukaan Bumi sehingga menjadi lautan.

Disamping proses pendinginan bumi yang menciptakan hujan purba, adanya tumbukan meteorit karbon kondritik. Meteorit yang sangat primitif ini telah lama dipelajari oleh ilmuwan sebagai sumber dari unsur-unsur volatil yang terdapat di Bumi muda, misalnya hidrogen, nitrogen, carbon, dan mungkin material-material organik.

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan (tujuh buah langit); dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami)(Al Mukminun : 17).

Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya. (Al Mukminun: 18)

Di pinggiran tata surya, air dalam bentuk es tersimpan dalam jumlah melimpah pada kometisimal-kometisimal yang menghuni awan komet Opik-Oort maupun sabuk Kuiper-Edgeworth. Jika air berasal dari daerah tersebut, mekanisme yang paling memungkinkan agar air dapat terangkut dari daerah tersebut ke daerah planet-planet terestrial khususnya Bumi adalah melalui tumbukan oleh benda langit. Contohnya, komet.

Tabrakan ini akan menghasilkan pelepasan energi dalam jumlah sangat besar yang ditandai dengan adanya bola api bersuhu sangat tinggi. Namun distribusi suhu pada tabrakan ini tidaklah homogen sehingga tidak seluruh air akan terurai menjadi H dan O, malah hanya sebagian kecil. Sisanya tetap berupa air meskipun wujudnya uap. Jejak kawah di Bulan juga menunjukkan bahwa Bumi pernah mengalami tabrakan hebat dengan komet yang dikenal sebagai periode Hantaman Besar, yang terjadi sekitar 4,2-3,8 milyar tahun yang lalu.

Pencerahan datang dari observasi terhadap komet Hartley 2. Komet ini membawa es yang sidik jari airnya nyaris identik dengan sidik jari air di Bumi, yakni 1.610 atom O per 10juta atom H. Komet ini juga berasal dari sabuk Kuiper-Edgeworth, sehingga untuk sementara dapat disimpulkan bahwa air dari Bumi disuplai dari kawasan ini. Pada waktu itu Bumi diperkirakan mendapat sedikitnya 70 trilyun ton suplai air, jumlah yang mencukupi untuk pembentukan samudra pertama.

Masa Keenam

Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh,(An Naziat 32)

” Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa genap. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya(Fussilat: 10).

Artinya, gunung-gunung terbentuk setelah penciptaan daratan, pembentukan lautan air, dan munculnya tumbuhan pertama. Gunung-gunung terbentuk dari interaksi antar lempeng ketika superkontinen Pangaea mulai terpecah.

Kerak bumi terdiri dari sebagian besar batuan yang disebut lempeng tektonik. Lempeng tektonik menyerupai potongan puzzle yang terus bergerak berlawanan satu sama lain. Gunung berapi sering terbentuk di daerah dimana lempeng tektonik melakukan kontak. Gesekan yang dibuat antara dua lempeng oleh gerakan konstan melelehkan kerak bumi, menyebabkan batuan di bawah kerak bumi berubah menjadi magma karena suhu yang besar dibuat oleh gesekan.

Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk,(An Nahl: 15)

Batu panas atau magma yang telah cair menciptakan tekanan besar dan seiring waktu, ia menemukan jalannya melalui retakan pada lempeng. Begitu magma mencapai permukaan bumi, maka itu disebut sebagai lahar. Sekitar 1500 gunung berapi di seluruh dunia dianggap aktif dan dari sini, hampir 90% terletak di Ring of Fire, yang merupakan lingkaran gunung berapi yang mengelilingi Laut Pasifik.

Bisa dibayangkan jika Alloh tidak menciptakan gunung sebagai pasak atau ventilasi tempat keluarnya gas dan tekanan inti bumi, maka dapat dipastikan Bumi akan meledak seketika karena tekanan yang sangat tinggi.

Demikianlah Penciptaan Alam Semesta yang di Firmankan Oleh Alloh dalam Alqur’an, Wallahu a’lam bishowab. Semoga dapat diambil pelajaran serta menambah iman dan taqwa kita kepada Alloh SWT.

 

Referensi :

  • Tafsirweb.com
  • Prof. Dr. Thomas Djalaludin
  • Teknik Geologi ITB “GEA”

2 Comments

  1. terima kasih atas postingan anda yang sangat memotivasi saya untuk belajar lebih banyak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *