Memorabilia Sereh Wangi

Memorabilia Sereh Wangi

Oktober 2014, Kami mencoba mengembangkan terna Sereh Wangi di Kaki Gunung Kelud. Kami memesan jenis G1, G2 dan G3 dari Balittro, waktu itu dikirim dari Manoko.Total tertanam saat itu 36 Ha, up to 50 Ha. Kami tanam di beberapa ketinggian berbeda. Untuk mempelajari efek terhadap rendemen minyak dan panen. Dari ketiga Jenis tersebut, jenis G2 ini yang paling mendominasi baik secara berat terna maupun hasil minyak (Rendemen dan Kadar).

Waktu itu harga seingat saya masih 120ribu rupiah perkg. Keputusan penanaman diambil setelah membandingkan dengan tanaman tebu waktu itu. Rapatnya sangat singkat ba’da subuh ditemani kopi hasil kebun & pisang goreng. Dan kami mendapatkan harga tertinggi 300ribu rupiah selang beberapa waktu kemudian. Dari Blitar ini bibit sempat kami perbanyak juga ke beberapa daerah lainnya seperti Banjarnegara, Jampang, Cikeusik, Lumajang, Kebumen dan beberapa daerah lain.

Pada waktu itu, salah satu penyebab kenaikan harga sereh wangi dipicu oleh peristiwa tak terduga: salah satu pabrik produsen derivatif kimia dari sereh wangi mengalami ledakan. Insiden ini mengakibatkan kerusakan parah pada fasilitas produksi, yang kemudian berdampak signifikan pada rantai pasokan. Akibatnya, produksi derivatif kimia dari sereh wangi, yang merupakan bahan dasar bagi berbagai industri seperti farmasi, kosmetik, hingga produk rumah tangga, mengalami keterbatasan.

Dengan terhentinya produksi di pabrik tersebut, permintaan terhadap sereh wangi di pasar global melonjak drastis. Banyak pelaku industri yang beralih mencari pasokan alternatif, sehingga menyebabkan harga bahan mentah ini meroket. Para petani dan pelaku industri minyak atsiri di Indonesia—salah satu produsen utama sereh wangi dunia—merasakan dampak positif dalam bentuk peningkatan pendapatan. Namun, kenaikan harga yang mendadak ini juga memicu tantangan, terutama dalam memenuhi permintaan yang tinggi dengan kapasitas produksi yang terbatas.

Kebun di Blitar

Selain itu, volatilitas harga yang disebabkan oleh insiden ini menimbulkan ketidakpastian dalam pasar global. Banyak perusahaan mulai mempertimbangkan diversifikasi sumber bahan baku untuk mengurangi ketergantungan pada sereh wangi sebagai bahan utama dalam produksi derivatif kimia. Sementara itu, petani sereh wangi di Indonesia mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan produksi dan memperluas lahan budidaya guna memanfaatkan peluang ekonomi yang muncul dari kelangkaan sementara ini.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *