Hmmm… ini harga PTO turun terlalu drastis, bikin kacau lapangan saja. Ada Eksportir sampai beli 405ribu di lapangan(Update adalagi Eksportir sudah beli 390, 4 Maret 2021). Efeknya cukup besar bagi petani dan penyuling nilam. Selain volume akan berdampak juga di kualitas minyak. Begitu issue harga turun ini, banyak sekali yang panen muda akhirnya kualitas menjadi turun PA range sekarang mulai dari 25-28 jarang dapat yang 30.
Kalau Eksportir beli dilapangan dengan Harga 400 – 405ribu maka bisa jadi di Petani akan dibeli di kisaran harga 350ribu. Harga ini akan menjadi kurang menarik bagi petani dan penyuling nilam.
Sejak Sumatra dan Jawa tidak lagi memproduksi dalam jumlah besar, praktis hanya Sulawesi saja yang dapat memproduksi dalam jumlah massive. Jika petani petani di Sulawesi ikutan Jera seperti Petani Sumatra dan Jawa, akibat terbesar kelangsungan produksi nilam dalam negeri kita terancam.
Ada 2 kemungkinan, jika Petani Sulawesi tidak kapok, maka 6 bulan akan kembali bertanam nilam. Tapi jika kapok maka dapat dipastikan jumlah produksi nilam kita akan merosot Tajam.
Mau pindah ke Pulau mana lagi? Kalau terus saja metode ini digunakan kelak 10 sampai 20 tahun lagi nilam kita tidak menjadi majoritas komoditi mungkin juga bisa hilang.
Memang di MiddleMan turunnya harga ini tidak berpengaruh, malahan mungkin akan menciptakan beberapa spekulan untuk menampung minyak diharga murah dan dijual kembali ketika harga normal.
Tapi masalahnya, mencetak atau membentuk ekosistem usaha minyak atsiri tidak mudah dan tidak instant. Butuh waktu dan tenaga lebih.
Memang pasar di luar sana masih wait n see tentang harga nilam Indonesia. Tapi menunggu dan melihat siapa? Tentunya pemain lokal dan eksportir kita. Jangan sampai ada Eksportir yang melakukan Praktek Dumping untuk komoditi minyak atsiri kita. Tidak terbatas di Nilam, Vetiver, Nutmeg kita pun sama.
==================================================================================
Update Kasus Penurunan Harga Minyak Nilam
Setelah beberapa hari berdiskusi dengan berbagai pihak mengenai turunnya harga nilam di Indonesia, mulai tadi siang ada secercah harapan titik terang.
Pembicaraan per telephone dan WA secara terpisah juga kita lakukan dengan pihak pihak eksportir yang cukup banyak menyerap minyak nilam Sulawesi (khususnya).
Beberapa inti pembicaraan tersebut diantara nya :
Saya sependapat supaya mata rantai sustainable, setiap rantai mesti dilindungi batas hidupnya (3/3/21, 13.57 WIB) (Ibu Ida Rahmi, PT Sinkona Indonesia Lestari)
Kami akan bicarakan bersama dengan teman teman eksportir lain secepatnya(3/3/21, 17.15 WIB) (Bpk Robby Gunawan, Ketua DAI, PT Indesso)
Saya akan bicarakan dengan rekan eksportir lainnya untuk mendorong pembelian di lapangan dirange 450ribu – 500ribuan (4/3/21, 10.48 WIB) (Bpk Sandeep Tekriwal, PT Van Aroma).
Dari beberapa pembicaraan dengan berbagai pihak, kita petani dan penyuling Nilam Sulawesi Khususnya dan Indonesia Umumnya tinggal menunggu hasil dari pembicaraan teman teman Eksportir di Indessota (Indonesian Essential Oil Trade Association), semoga dalam 2 hari kedepan sudah ada perbaikan harga kembali dalam kapasitas yang masih ekonomis bagi petani, penyuling dan eksportir.
Adapun Beberapa langkah yang harus kita (Petani dan Penyuling) Lakukan antara lain :
- Tahan untuk tidak panen muda nilam, agar kualitas tetap terjaga.
- Usahakan jangan panik dan menjual secara asal ada harga.
- Usahakan membeli minyak diatas angka 400ribu rupiah, terutama untuk tuan Sulingan dan Pengepul menengah.
- Hindari praktek spekulan
- Jika memungkinkan menjaga stok sampai perkiraan 2 bulan mendatang terutama menjelang Ramadhan.
- Bahu membahu dan saling bertukar info dengan sesama petani dan penyuling
Terima kasih saya haturkan kepada teman teman petani dan penyuling seluruh Indonesia atas bantuan data data di lapangan, Mas Malik Abdul Azis dan Andil, Mas Erdi Pratama Musim Panen Harmonis, Mbak Nuriyah Siti Hazerah (Sekretariat DAI) (atas bantuan pengelolaan data), Dewan Atsiri Indonesia, Bpk Robby (Indesso), Bpk Sandeep (Van Aroma), Ibu Ida Rahmi (SIL), dan teman teman lain yang pastinya panjang jika disebutkan satu persatu.
Pengumpulan data tentang minyak atsiri akan kami coba meneruskan pengumpulan data dimana nantinya akan dibuatkan Output sebagai Market Review Minyak Atsiri Indonesia, tujuannya untuk meng-counter informasi yang salah tentang kegiatan Industri Minyak Atsiri di Indonesia.
Untuk itu kami memohon bantuan teman teman agar dapat terus membantu memberikan informasi up to date tentang perkembangan dunia minyak atsiri Indonesia.
Untuk informasi Market Review nantinya kemungkinan kita sediakan website sendiri atau bisa di tempelkan di website DAI, Andil ataupun MusimPanen agar dapat di lihat oleh umum dan pihak pihak yang berkepentingan. Gratis.
Kami juga berharap teman teman penyuling didaerah menguatkan kelembagaan Petani dan Penyuling baik yang formal maupun yang tidak formal (atas saran Bang Jemi Monoarfa).
Sekian update terbaru, semoga bermanfaat dan setidaknya dapat memberikan sedikit informasi tentang permasalahan turunnya harga nilam di Indonesia.
Kita Berusaha, Tuhan yang menentukan
Salam.
Ano
Tukang Suling
good post