Aromatherapy by Fragrance
paketan "essential oil" for aromatherapy

Aromatherapy by Fragrance

Seringkali jika kita pergi ke supermarket atau ke beberapa penjual oleh – oleh di lokasi wisata sering kali kita menemukan oleh – oleh/package kit aromatherapy  dengan tulisan essential oil, bahkan ada yang mencantumkan 100% pure pada labelnya. Biasanya minyak yang terdapat dalam 1 paket tersebut antara lain beraroma buah (strawberry, melon, anggur, ophium), Green Tea beberapa minyak atsiri dengan aroma bunga.

Pada kenyataannya, cairan yang dijual tersebut bukanlah “essential oil” dalam bahasa Indonesianya disebut juga minyak atsiri. Cairan yang dikatakan essential oil  tersebut merupakan fragrance yang dihasilkan dari senyawa sintetik.

Banyak senyawa kimia aromatik yang bertanggung jawab memberikan aroma buah dalam berbagai produk, termasuk dalam minyak esensial, parfum, dan bahan pangan. Senyawa-senyawa ini sering digunakan sebagai pengganti aroma buah alami. Beberapa contoh senyawa tersebut antara lain:
  1. Limonene: Banyak ditemukan dalam kulit jeruk dan jeruk nipis, senyawa ini memberikan aroma citrus yang segar.
  2. Ethyl Butyrate: Dikenal karena aroma buah tropis, terutama nanas, ethyl butyrate digunakan dalam parfum dan produk makanan sebagai penambah aroma buah.
  3. Isoamyl Acetate: Sering disebut sebagai “banana oil,” senyawa ini memberikan aroma pisang yang khas dan digunakan dalam banyak produk beraroma buah.
  4. Methyl Anthranilate: Dikenal karena aromanya yang manis seperti anggur, senyawa ini banyak digunakan dalam pewangi dan flavor makanan.
  5. Linalool: Ditemukan dalam banyak tanaman, termasuk lavender dan jeruk, senyawa ini memberikan aroma bunga dan sedikit aroma buah.
  6. Benzyl Acetate: Memberikan aroma manis seperti buah-buahan, terutama melati dan cempaka, sering digunakan dalam produk wangi-wangian.
  7. Farnesene: Ditemukan dalam kulit apel, senyawa ini memberikan aroma buah apel yang manis.
  8. Geraniol: Beraroma seperti mawar dan sedikit citrus, senyawa ini digunakan dalam banyak parfum dan minyak atsiri yang beraroma buah.

Senyawa-senyawa ini diproduksi secara alami oleh tanaman, tetapi sering disintesis dalam industri untuk memberikan aroma buah yang konsisten dan tahan lama.

Aroma Strawberry

Senyawa yang bertanggung jawab sebagai aroma strawberry ada beberapa, akan saya sebutkan 2 jenis dari pabrikan yang berbeda. Pertama adalah strawberry furanone(furaneol). biasanya juga digunakan sebagai aroma nanas dan tomat muda. Nama IUPAC nya 4-hydroxy-2,5-dimethylfuran-3-one, dengan nomor CAS 3658-77-3. Kedua adalah Ethyl methylphenylglycidate atau bisa juga disebut strawberry aldehyde. Penggunaan senyawa kedua ini lebih luas penggunaannya selain aromatherapy juga digunakan di beberapa industri seperti perfume, toiletries, es krim, permen dan lain-lain. 

aroma strawberry
aroma strawberry

Aroma Apel

Senyawa yang bertanggung jawab terhadap aroma ini dikenal jugadengan nama Fructone atau apple ketal, dengan nama IUPAC Ethyl 2-(2-methyl-1,3-dioxolan-2-yl)acetate. Pertama kali diketemukan oleh Fabian Servan. Senyawa ini di sintesis dari  ethyl acetoacetate dan ethylene glycol dalam  reaksi katalis ketalisasi.

Fructone
Fructone

Masih banyak lagi senyawa- senyawa yang membentuk aroma – aroma yang kita jumpai pada aromatherapy kit yang dijual sebagai oleh–oleh atau sebagai daily care. Tidak semua tumbuhan memiliki minyak atsiri, jadi mulai sekarang cek kembali belanjaan anda yang terkait dengan aromatherapy. Betulkah itu fragrance atau minyak atsiri. Karena tidak sedikit juga pengguna aromatherapy ini yang mengeluhkan adanya allergy paska menggunakannya. namun juga dalam menggunakan minyak atsiri kita juga harus berhati – hati dan sesuai dosis, untuk penggunaan minyak atsiri pada tubuh bisa dibaca disini

Menggunakan aromaterapi yang mengandung alergen dapat berbahaya, terutama bagi individu yang memiliki sensitivitas atau alergi terhadap bahan tertentu. Beberapa bahaya yang mungkin terjadi antara lain:

  1. Reaksi Alergi Kulit: Kontak langsung dengan minyak esensial alergen dapat menyebabkan dermatitis kontak, ruam, kemerahan, gatal, atau kulit melepuh.
  2. Reaksi Pernafasan: Aroma dari minyak atsiri alergen dapat memicu gejala seperti hidung tersumbat, bersin, batuk, asma, hingga sesak napas pada orang yang memiliki alergi pernapasan atau asma.
  3. Iritasi Mata dan Selaput Lendir: Aroma atau uap yang dihirup dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, atau tenggorokan.
  4. Syok Anafilaksis: Dalam kasus alergi berat, paparan terhadap alergen bisa menyebabkan syok anafilaksis, yang merupakan reaksi alergi berbahaya dan dapat mengancam nyawa. Gejalanya meliputi pembengkakan wajah atau tenggorokan, kesulitan bernapas, dan penurunan tekanan darah yang drastis.
  5. Efek Samping Jangka Panjang: Pemakaian minyak atsiri alergen dalam jangka panjang tanpa penanganan yang tepat bisa memperparah kondisi alergi, membuat tubuh lebih rentan terhadap reaksi di kemudian hari.

Untuk mencegah risiko ini, penting untuk melakukan uji coba kulit sebelum menggunakan minyak esensial baru, serta menghindari minyak atsiri yang diketahui sebagai alergen bagi pengguna tertentu.

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *